Apakah kamu sedang merencanakan untuk kuliah di Turki? Banyak mahasiswa Indonesia, seperti Kak Mahmuda, menghadapi berbagai tantangan saat kuliah di sana, namun berhasil melewatinya dengan sukses. Dari tantangan bahasa dan budaya, hingga tantangan akademik, pengalaman Kak Mahmuda memberikan inspirasi bagi siapa saja yang ingin meraih mimpi di Turki.
Kisah Inspiratif Mahasiswa Indonesia
Cerita Sukses Mahasiswa Indonesia
Kak Mahmuda, mahasiswi jurusan Ilahiyat dari Universitas Sakarya, adalah contoh nyata bagaimana mahasiswa Indonesia mampu menghadapi berbagai tantangan akademik dan sosial di Turki. Berangkat pada 2015, ia berhasil lulus pada 2021, meski sempat menghadapi berbagai kesulitan di awal, seperti kendala bahasa dan adaptasi dengan lingkungan yang berbeda.
Mahmuda awalnya berniat berangkat melalui agensi, namun karena kendala yang dihadapi agensinya, ia memutuskan untuk pergi secara mandiri dengan bantuan dari PPI Turki. Langkah ini menunjukkan bagaimana pentingnya memiliki tekad yang kuat serta dukungan komunitas saat belajar di luar negeri.
Bagaimana Mereka Mengatasi Hambatan
Mahmuda menekankan pentingnya belajar bahasa Turki sejak awal karena ini menjadi kunci sukses baik dalam kehidupan akademis maupun sosial. Program persiapan bahasa Turki (TOMER) yang diikutinya selama setahun membantu Mahmuda mengatasi hambatan komunikasi. Tak hanya itu, Mahmuda juga terlibat dalam berbagai kegiatan volunteer yang diadakan oleh PPI Turki, seperti memberikan santunan kepada anak yatim di perbatasan Turki-Suriah. Ini tidak hanya memperkaya pengalamannya, tetapi juga membantu Mahmuda mengatasi tantangan sosial dan merasa lebih terhubung dengan lingkungannya.
Tantangan Akademik di Turki
Penyesuaian Terhadap Sistem Pendidikan di Turki
Sebagai mahasiswi jurusan Ilahiyat, Mahmuda memulai perjalanan akademiknya dengan mengikuti program persiapan bahasa Turki (TOMER) selama setahun. Bahasa Turki sangat penting untuk bisa mengikuti perkuliahan dan berkomunikasi dengan dosen serta teman-teman. Setelah menguasai bahasa Turki, Mahmuda juga mempersiapkan bahasa Arab selama setahun tambahan, karena jurusan Ilahiyat menuntut penguasaan kedua bahasa tersebut.
Menghadapi Bahasa yang Berbeda
Salah satu tantangan terbesar bagi mahasiswa asing di Turki adalah menguasai bahasa Turki. Mahmuda menggunakan tahun pertama kuliahnya untuk belajar bahasa ini. Meskipun awalnya sulit, penguasaan bahasa Turki membantunya dalam mengikuti pelajaran serta beradaptasi dengan kehidupan akademis di Turki.
Tekanan Akademik dan Metode Pengajaran
Seiring berjalannya waktu, Mahmuda menghadapi tantangan akademik yang lebih besar, terutama saat memasuki tahun-tahun akhir perkuliahan. Rasa kesepian mulai muncul ketika teman-teman seangkatannya lulus lebih awal. Namun, Mahmuda tetap maju dan fokus untuk menyelesaikan studinya, berkat tekad yang kuat serta dukungan dari komunitas mahasiswa Indonesia di Turki.
Tantangan Sosial di Turki
Perbedaan Budaya dan Adaptasi
Selain tantangan akademik, Mahmuda juga harus beradaptasi dengan perbedaan budaya. Sebagai perempuan yang harus menyesuaikan diri dengan norma dan kebiasaan lokal, Mahmuda merasa bahwa penguasaan bahasa Turki sangat membantu dalam memahami budaya di sana. Berkat keterlibatannya dalam berbagai kegiatan sosial, Mahmuda semakin merasa nyaman dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan Turki yang berbeda.
Negara Paling Aman untuk Perempuan
Mahmuda merasa bahwa Turki adalah salah satu negara yang aman, terutama bagi perempuan. Pengalamannya berjalan sendiri di malam hari di Turki membuatnya merasa lebih aman dibandingkan ketika ia berada di Indonesia. Ini menjadi salah satu alasan penting yang membuat Mahmuda yakin bahwa Turki adalah pilihan yang tepat untuk melanjutkan studi, terutama bagi perempuan yang ingin belajar di luar negeri.
Kehidupan Sosial dan Komunitas Mahasiswa
Kehidupan sosial juga menjadi bagian penting dalam pengalaman kuliah Mahmuda. Selain aktivitas akademis, ia aktif berpartisipasi dalam kegiatan volunteer yang diselenggarakan oleh PPI Turki. Kegiatan seperti membantu anak yatim di perbatasan Turki-Suriah memberikan pengalaman berharga yang memperkaya perjalanan studinya. Kehidupan sosial ini turut membantu Mahmuda dalam beradaptasi dan membangun jaringan dengan mahasiswa lain.
Dari Kisah Kak Mahmuda Kita Belajar Bahwa
Mendapatkan Manfaat dari Tantangan
Tantangan yang dihadapi Mahmuda di awal studinya, baik dari sisi akademis maupun sosial, akhirnya menjadi pelajaran berharga. Penguasaan bahasa, keberanian untuk beradaptasi, serta keterlibatannya dalam komunitas mahasiswa Indonesia di Turki menjadikan Mahmuda lebih kuat dan sukses dalam menempuh pendidikannya di Turki
Pentingnya Dukungan Komunitas
Dukungan dari komunitas mahasiswa Indonesia, seperti PPI Turki, sangat penting dalam membantu Mahmuda menjalani masa studinya. Dengan adanya komunitas ini, Mahmuda mampu mengatasi kesepian serta membangun jaringan yang lebih luas, baik secara akademis maupun sosial.
Terinspirasi oleh pengalaman Kak Mahmuda dan ingin merasakan sendiri bagaimana kuliah di Turki? Kunjungi website Misafir Kuliah di Turki atau Klik di sini untuk mencoba layanan konsultasi kami dan dapatkan panduan langsung dari para alumni!
FAQ
Apa tantangan terbesar mahasiswa Indonesia di Turki?
Kesulitan utama adalah beradaptasi dengan bahasa Turki dan budaya setempat.
Apakah Turki aman bagi mahasiswa perempuan?
Ya, Turki dikenal sebagai negara yang aman, terutama bagi perempuan.
Bagaimana cara mahasiswa beradaptasi di lingkungan akademik Turki?
Dengan mengikuti program bahasa seperi TOMER dan bergabung dengan komunitas seperti PPI Turki.
Apakah belajar bahasa Turki penting?
Sangat penting, karena bahasa Turki adalah kunci keberhasilan akademik dan sosial.
Bagaimana mendapatkan dukungan selama kuliah di Turki?
Dukungan bisa didapat melalui komunitas PPI Turki yang membantu dalam berbagai aspek adaptasi.